Tips dan cara alami mengobati dan mengatasi gatal serta iritasi pada kulit bayi. Seperti yang kita ketahui bahwasanya kulit bayi sangat sensitif dan sangat rentan terhadap iritasi, terlebih lagi bayi yang baru lahir atau yang belum genap berusia 2 hingga 3 bulan.
Selain pertahanan tubuhnya yang masih lemah, sensitifitas kulit bayi juga sangat tinggi sehingga apabila kita tidak hati-hati dalam menjaga kebersihan kulit, pakaian, makanan maupun lingkungannya maka kulit bayi akan menjadi gampang terkena iritasi kulit.
Iritasi kulit bayi dapat disebabkan oleh banyak faktor. Diantaranya bisa disebabkan oleh biang keringat, kuman yang menempel pada pakaian akibat kurang bersih saat mencuci, penggantian popok yang tidak teratur serta berbagai jenis faktor lainnya yang dapat menyebabkan kulit bayi menjadi merah-merah, ruam bahkan hingga bintil-bintil yang berisi cairan.
Meskipun gangguan kulit bayi ini tidak terlalu membahayakan, namun apabila tidak dilakukan penanganan, biasanya bayi menjadi rewel karena rasa gatal dan perih di bagian kulitnya yang iritasi. Hal ini tentu membuat orang tua diliputi oleh perasaan cemas dan khawatir yang teramat sangat.
Beberapa bagian tubuh yang gampang untuk terkena iritasi umumnya di bagian yang terdapat lipatan-lipatan kulit seperti di bagian ketiak, paha, lutut atau leher. Oleh sebabnya sangat disarankan jika Anda lebih intensif untuk membersihkan daerah-daerah ini saat memandikan bayi Anda dan disarankan menggunakan baby cream agar bayi terhindar dari masalah kulit.
Menarik lainnya: #Perawatan rutin harian bagi bayi yang bisa dilakukan sang ibu
Sekedar berbagi pengalaman kepada pembaca, saat ini saya memiliki bayi yang telah berumur 5 bulan. Di awal masa kelahirannya, entah kenapa tiba-tiba muncul banyak bintik-bintik merah di beberapa bagian tubuhnya yang tampak menyerupai iritasi kulit yang kemudian jumlahnya bertambah banyak hanya dalam waktu singkat.
Berbagai macam salep pun sudah dicoba untuk mengatasinya, untuk beberapa waktu setelah pemakaian memang menunjukkan hasil yang cukup lumayan. Kulit yang merah-merah sedikit demi sedikit mulai nampak mengering dan menghilang. Namun tak lama berselang iritasinya kembali muncul.
Menarik lainnya: #Tips sederhana merawat anak yang sedang sakit
Dengan keadaan tersebut, tentunya membuat saya dan istri diliputi oleh rasa khawatir sekaligus perasaan cemas. Selain karena kasihan melihat keadaan anak yang tak nyaman akibat iritasi, ia pun kerap menjadi rewel dan cengeng. Sampai akhirnya suatu saat saya mencari informasi mengenai penyebab iritasi kulit pada bayi dan cara mengatasinya melalui mesin pencari. Pencarian saya pun berhenti pada sebuah artikel yang membahas tentang manfaat dan khasiat kulit pohon secang sebagai obat tradisional berbagai macam penyakit kulit.
Jujur saja saya sama sekali belum tahu sama sekali dengan tanaman yang katanya bisa menjadi obat kulit tradisional yang ampuh ini. Melihatnya secara langsung pun belum pernah apalagi mengetahui khasiat serta manfaatnya. Saya pun kemudian membaca literatur mengenai tanaman ini secara lengkap di Wikipedia dan mendapat jawabannya.
Kayu secang sebagai obat tradisional untuk mengatasi iritasi kulit
Menurut Wikipedia, kayu secang termasuk ke dalam jenis polong-polongan yang telah lama dimanfaatkan oleh orang Indonesia baik kayu maupun kulitnya sebagai bahan komoditi rempah-rempah. Tumbuhan khas Indonesia ini dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam fungsi serta kegunaan, diantaranya bisa dijadikan sebagai pewarna alami, minuman tradisional (wedang secang dari Jogjakarta) hingga digunakan sebagai ramuan tradisional untuk pengobatan berbagai macam jenis penyakit.
Selain terkenal di tempat asalnya, Indonesia, secang juga dikenal hingga ke berbagai negara di dunia hingga ke Jepang dan Inggris. Di Indonesia, tanaman secang dikenal dengan berbagai macam nama sesuai daerahnya dengan sebutan sepang, supa, sepel, hape, sepe, dolo, sema, sepen, savala, sungiang, roro dan sappanwood (Inggris).
Bentuk dari pohon secang ini mirip seperti pohon turi atau pohon petai yang memiliki daun majemuk kecil dengan bentuk menyirip ganda. Bagian yang paling sering dijadikan sebagai obat alami atau ramuan untuk jamu adalah pada bagian batang dan kulitnya. Kulit kayu secang mengeluarkan cairan yang berwarna kemerahan dan akan semakin pekat apabila direbus.
Nah, selidik punya selidik, ternyata kayu secang memiliki kandungan senyawa anti-bakteri dan juga anti-koagulan atau anti-penggumpalan. Adapun penyakit yang dapat diobati dengan secang diantaranya seperti batuk, luka dan juga berbagai macam iritasi serta gangguan pada kulit.
Menarik lainnya: #Obat tradisional alami untuk asam urat
Singkat cerita saya pun mulai mencari keberadaan kayu ini. Beberapa toko herbal pun saya masuki untuk mencari kayu ini hingga akhirnya saya menemukannya di sebuah warung jamu yang berlokasi di dekat pasar tradisional. Saya sempat berpikir jika kulit secang yang telah diserut dan dimasukkan ke dalam plastik ini harganya mahal mengingat agak sulit untuk mencarinya. Tapi ternyata sebungkus serutan kayu secang hanya di jual seharga 5 hingga 10 ribu rupiah saja. Kontan saja saya kaget. Saya pun kemudian membeli 2 bungkus untuk saya bawa pulang untuk kemudian digunakan.
Cara menggunakan kayu secang untuk obat kulit alami
Setelah menggunakan selama kurang lebih 3 hari, akhirnya iritasi kulitnya pun mulai mengering dan menghilang tanpa bekas. Pengalaman ini menjadi salah satu pengalaman berharga dalam hidup saya dan saya ingin membagikannya kepada pembaca yang barangkali memiliki masalah yang sama seperti yang pernah saya alami. Adapun maksud dan tujuan dari tulisan ini adalah untuk berbagi informasi karena sebagai orang tua tentu selalu menginginkan anak selalu sehat dan ceria. Semoga bermanfaat dan silakan berkomentar apabila Anda pernah memiliki pengalaman serupa atau ingin bertanya.
Selain pertahanan tubuhnya yang masih lemah, sensitifitas kulit bayi juga sangat tinggi sehingga apabila kita tidak hati-hati dalam menjaga kebersihan kulit, pakaian, makanan maupun lingkungannya maka kulit bayi akan menjadi gampang terkena iritasi kulit.
Iritasi kulit bayi dapat disebabkan oleh banyak faktor. Diantaranya bisa disebabkan oleh biang keringat, kuman yang menempel pada pakaian akibat kurang bersih saat mencuci, penggantian popok yang tidak teratur serta berbagai jenis faktor lainnya yang dapat menyebabkan kulit bayi menjadi merah-merah, ruam bahkan hingga bintil-bintil yang berisi cairan.
Meskipun gangguan kulit bayi ini tidak terlalu membahayakan, namun apabila tidak dilakukan penanganan, biasanya bayi menjadi rewel karena rasa gatal dan perih di bagian kulitnya yang iritasi. Hal ini tentu membuat orang tua diliputi oleh perasaan cemas dan khawatir yang teramat sangat.
Beberapa bagian tubuh yang gampang untuk terkena iritasi umumnya di bagian yang terdapat lipatan-lipatan kulit seperti di bagian ketiak, paha, lutut atau leher. Oleh sebabnya sangat disarankan jika Anda lebih intensif untuk membersihkan daerah-daerah ini saat memandikan bayi Anda dan disarankan menggunakan baby cream agar bayi terhindar dari masalah kulit.
Menarik lainnya: #Perawatan rutin harian bagi bayi yang bisa dilakukan sang ibu
Sekedar berbagi pengalaman kepada pembaca, saat ini saya memiliki bayi yang telah berumur 5 bulan. Di awal masa kelahirannya, entah kenapa tiba-tiba muncul banyak bintik-bintik merah di beberapa bagian tubuhnya yang tampak menyerupai iritasi kulit yang kemudian jumlahnya bertambah banyak hanya dalam waktu singkat.
Berbagai macam salep pun sudah dicoba untuk mengatasinya, untuk beberapa waktu setelah pemakaian memang menunjukkan hasil yang cukup lumayan. Kulit yang merah-merah sedikit demi sedikit mulai nampak mengering dan menghilang. Namun tak lama berselang iritasinya kembali muncul.
Menarik lainnya: #Tips sederhana merawat anak yang sedang sakit
Dengan keadaan tersebut, tentunya membuat saya dan istri diliputi oleh rasa khawatir sekaligus perasaan cemas. Selain karena kasihan melihat keadaan anak yang tak nyaman akibat iritasi, ia pun kerap menjadi rewel dan cengeng. Sampai akhirnya suatu saat saya mencari informasi mengenai penyebab iritasi kulit pada bayi dan cara mengatasinya melalui mesin pencari. Pencarian saya pun berhenti pada sebuah artikel yang membahas tentang manfaat dan khasiat kulit pohon secang sebagai obat tradisional berbagai macam penyakit kulit.
Jujur saja saya sama sekali belum tahu sama sekali dengan tanaman yang katanya bisa menjadi obat kulit tradisional yang ampuh ini. Melihatnya secara langsung pun belum pernah apalagi mengetahui khasiat serta manfaatnya. Saya pun kemudian membaca literatur mengenai tanaman ini secara lengkap di Wikipedia dan mendapat jawabannya.
Serutan kayu secang |
Kayu secang sebagai obat tradisional untuk mengatasi iritasi kulit
Menurut Wikipedia, kayu secang termasuk ke dalam jenis polong-polongan yang telah lama dimanfaatkan oleh orang Indonesia baik kayu maupun kulitnya sebagai bahan komoditi rempah-rempah. Tumbuhan khas Indonesia ini dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam fungsi serta kegunaan, diantaranya bisa dijadikan sebagai pewarna alami, minuman tradisional (wedang secang dari Jogjakarta) hingga digunakan sebagai ramuan tradisional untuk pengobatan berbagai macam jenis penyakit.
Selain terkenal di tempat asalnya, Indonesia, secang juga dikenal hingga ke berbagai negara di dunia hingga ke Jepang dan Inggris. Di Indonesia, tanaman secang dikenal dengan berbagai macam nama sesuai daerahnya dengan sebutan sepang, supa, sepel, hape, sepe, dolo, sema, sepen, savala, sungiang, roro dan sappanwood (Inggris).
Bentuk dari pohon secang ini mirip seperti pohon turi atau pohon petai yang memiliki daun majemuk kecil dengan bentuk menyirip ganda. Bagian yang paling sering dijadikan sebagai obat alami atau ramuan untuk jamu adalah pada bagian batang dan kulitnya. Kulit kayu secang mengeluarkan cairan yang berwarna kemerahan dan akan semakin pekat apabila direbus.
Nah, selidik punya selidik, ternyata kayu secang memiliki kandungan senyawa anti-bakteri dan juga anti-koagulan atau anti-penggumpalan. Adapun penyakit yang dapat diobati dengan secang diantaranya seperti batuk, luka dan juga berbagai macam iritasi serta gangguan pada kulit.
Menarik lainnya: #Obat tradisional alami untuk asam urat
Singkat cerita saya pun mulai mencari keberadaan kayu ini. Beberapa toko herbal pun saya masuki untuk mencari kayu ini hingga akhirnya saya menemukannya di sebuah warung jamu yang berlokasi di dekat pasar tradisional. Saya sempat berpikir jika kulit secang yang telah diserut dan dimasukkan ke dalam plastik ini harganya mahal mengingat agak sulit untuk mencarinya. Tapi ternyata sebungkus serutan kayu secang hanya di jual seharga 5 hingga 10 ribu rupiah saja. Kontan saja saya kaget. Saya pun kemudian membeli 2 bungkus untuk saya bawa pulang untuk kemudian digunakan.
Pohon secang |
Cara menggunakan kayu secang untuk obat kulit alami
- Cuci bersih 1/2 bungkus kulit secang dengan menggunakan air bersih
- Rebus 1 liter air kemudian masukkan kulit secang
- Rebus hingga air rebusan berwarna merah pekat (mirip sirup) tersisa 1/2 liter
- Angkat dan campurkan dengan air bersih didalam bak mandi
- Mandikan bayi dengan menggunakan waslap atau kain untuk memandikan (tidak perlu menggunakan sabun) secara merata terutama di bagian kulit yang iritasi dan lipatan-lipatan kulit
- Lakukan secara rutin selama 3 hingga 1 minggu berturut-turut saat mandi pagi atau mandi sore
Setelah menggunakan selama kurang lebih 3 hari, akhirnya iritasi kulitnya pun mulai mengering dan menghilang tanpa bekas. Pengalaman ini menjadi salah satu pengalaman berharga dalam hidup saya dan saya ingin membagikannya kepada pembaca yang barangkali memiliki masalah yang sama seperti yang pernah saya alami. Adapun maksud dan tujuan dari tulisan ini adalah untuk berbagi informasi karena sebagai orang tua tentu selalu menginginkan anak selalu sehat dan ceria. Semoga bermanfaat dan silakan berkomentar apabila Anda pernah memiliki pengalaman serupa atau ingin bertanya.
Comments
Post a Comment